“ Andre, katanya
kamu suka sama aku tapi kok nggak nembak-nembak.” Ujar Bintang pede.
“ Siapa
juga yang suka sama kamu, weeek.” Sahut Andre.
“ Kalo
kamu nggak suka aku kenapa kamu harus capek-capek khawatir, jemput aku, sms
terus sama aku bahkan kamu selalu takut kalo aku kenapa-kenapa.”
“ Itu
cuman bentuk perhatian seorang sahabat aja Bin.”
“ Masa
ci, kata temen kamu, kamu itu suka sama aku, Ndre, kamu nggak usah bohong
dech.”
“ Kamu
kenapa ci kok meksa banget Bin?.”
“ Kalo
aku suka kamu, kamu mau ngapaen? Kamu mau mentertawain aku gitu, aku emang
orang biasa Bin, nggak kayak kamu anak orang kaya apapun yang kamu mau pasti
dituruti, sedangkan aku bukan siapa-siapa.”
Bintang
menatap Andre nanar
“ Kamu
bilang aku anak orang kaya, nggak Ndre. Papaku seorang petani biasa yang
sakit-sakitan sampai pendengarannya terganggu, ibuku hanya ibu rumah tangga
yang selalu membantu Papaku. Hanya saja Papaku terlalu angkuh dan sombong
jadinya semua mengira kami keluarga kaya. Bukan Ndre, kamu salah.” Ucap Bintang
menahan tangis.
“ Kamu
nggak pernah tau Ndre, seberapa kerasnya mereka membiayai aku kuliah berharap
anaknya sukses kemudian hari, mereka menginginkan yang terbaik untuk anaknya,
mereka keras dengan anak-anaknya walopun anak terakhirnya begitu manja dan
seperti anak kecil. Mereka tak pernah mau anaknya menikah dengan lulusan SD,
SMP dan SMA mereka menginginkan lebih demi kebahagian anaknya.”
“ Tapi
itu sama saja Bintang.”
“ Tapi
itu beda dengan perasaan aku Ndre, aku nggak peduli siapapun itu kamu, walopun
aslinya aku begitu matre, tapi saat aku bertemu dengan kamu untuk pertama
kalinya, aku begitu merasa nyaman saat bersamamu.”
“ Lalu
kenapa denganku kamu berbeda?.”
“ Aku tak
tahu Ndre. Mungkin saja aku menyukaimu.” Sahut Bintang
Andre
hanya terdiam menatap Bintang.
“ Bin,
ada sesuatu yang ingin aku katakan untukmu, makanya aku ngajak kamu kesini
bukan untuk berantem, tapi aku pengen minta sesuatu sama kamu maukah kamu jadi
pacar aku?.”
Bintang
terdiam untuk beberapa saat,
“ Kamu
mau nggak Bin?.”
“
Terserah kamu aja Ndre.” Sahut Bintang akhirnya.
“ Maksud
kamu apa?.”
“ Aku mau
jadi pacar kamu, Andre.” Jawab Bintang dengan senyum manis menghias wajahnya.
“ Makasih
Bintang.” Sahut Andre, dipeluknya Bintang dengan penuh perasaan bahagia.
“ Lepasin
Ndre.” Ucap Bintang risih.
“ Oh ya,
aku terlalu bahagia, maaf Bin.” Sahut Andre seraya melepaskan pelukannya.
Bintang
hanya tersenyum, melihat tingkah Andre.
“ Ayo
kita pulang Ndre.” Ajak Bintang.
“ Ayo,
udah malam, nanti Papa kamu marah lagi.”
Andre
menggandeng tangan Bintang dan dibawanya pergi dari taman tempat mereka jadian.
***
Bintang
tengah senyum-senyum sendiri didepan laptopnya, sampai kakaknya heran melihat
tingkah adiknya yang nggak kayak biasanya.
“ Kamu
lagi kenapa Bin?.” Tanya Fania kakaknya.
“ Nggak
papa kok kak.” Sahut Bintang
“ Lagi
liatin apa ci, sampe kamu senyum-senyum kayak orang aneh.” Karena penasaran
Fania mengintip ke layar laptop.
“ Yah
ternyata lagi liatin foto cowok, kirain siapa? Eh bukane itu tetangga kita ya
si Andre, kamu naksir sama dia Bin.” Tanya Fania ingin tahu.
“ Menurut
kakak gimana?”
“ Ya
nggak tahu orang kamu nggak cerita sama kakak.”
“ Aku
jadian sama dia kak.” Ujar Bintang kemudian.
“ Apaaa
jadian.” Seru Fania
“ Sssst
Kak, jangan keras-keras ntar Papa tahu.” Ucap Bintang.
“ Iya,
tapi kenapa kamu bisa pacaran sama dia, diakan cuman crew nusantara.”
“ Ya bisa
aja kak, cinta itu nggak memandang perbedaan kak, saat kita mencintai seseorang
hati kita yang bicara. Emang kakak enggak ma pacar kakak si Adit.”
“ Iya
Bin, bener kata kamu, cinta nggak memandang apapun, sekuat kita berusaha untuk
melepasnya malah semakin kuat ikatannya. Nasib kita sama.” Celoteh Fania lesu.
“ Ya udah
kak, kita jalanin aja dulu siapa tahu suatu hari nanti Papa, Mama dan Tante
akan luluh hatinya.”
“ Amin,
tapi rasanya mustahil.”
“
Semangat dong kak.”
Fania
menatap Bintang, dan mengangguk-angguk.
Pagi itu
Bintang hendak ke semarang, diantar sama Kak Aldi kakak sepupunya.
“
Hati-hati ya Bin.” Ucap Aldi sesampainya mereka di terminal.
“ Iya
kak. Makasih ya.” Sahut Bintang
“
Sama-sama manis, kakak pulang dulu, disini sendirian nggak papa kan? Soalnya
istri kakak udah ngamuk-ngamuk tuch.” Pamit Aldi
“ Iya
dech kak, ati-ati di jalan. Salam buat kak Feny.”
“ Siip
Bintang.”
Bintang
tersenyum mengiringi kepergian Aldi, saat ia masih berdiri hatinya tiba-tiba
bergetar, ada sedikit perasaan hangat mengalir lembut di tubuhnya. Saat ia
menoleh seseorang sudah berdiri dibelakangnya.
“ Andre.”
Ucapnya saat ia tahu kalo itu Andre.
Andre
tersenyum menyahuti sapaan Bintang, keduanya terdiam untuk sesaat, hanya hati
mereka yang bicara.
“ Ayo.”
Ajak Andre kemudian memecah keheningan diantara mereka.
“ Oh
iya.” Sahut Bintang, mereka berdua berjalan menuju kearah bus nusantara.
Sesampainya
di parkiran bus, mereka berhenti.
“ udah
kamu naik duluan, barangmu mana ditaruh dibagasi aja ya.” Ucap Andre.
“ Hem
boleh Ndre. Makasih ya.” Ujar Bintang seraya naik kedalam bus.
“ Oke
sama-sama.” Sahut Andre dari bawah.
Bintang
duduk dikursinya sambil mendengarkan alunan musik earphone Hpnya. Sedang
asiknya dia mendengarkan sampai ia tak menyadari kalo seseorang sudah berada
disampingnya, saat ia menoleh ia agak terkejut dengan kehadiran sosok
disampingnya yang tak lain adalah Andre.
“ Andre.
Sejak kapan kamu disini?.” Tanyanya kaget.
“ Sejak
kamu asik dengerin lagu.” Jawab Andre.
“ Ih kamu
nyebelin banget ci, jadi orang.” Gerutu Bintang kesal.
“ Yah ru
begitu udah ngambek, gimana kalo udah jadi bini gue.”
“ Apa
kamu bilang?”
“ Nggak
papa, lagi ngomong sendiri aja”
“ Dari
tadi kenapa ci kamu itu nyebelin banget, pake banget bikin orang pengen marah
aja.”
“ Makanya
dari tadi aku jangan dicuekin dong, pacar dicuekin saking asiknya dengerin
musik.”
“ Ngeles
mulu.”
Andre
hanya tersenyum, Bintang yang gemes langsung mencubit lengan Andre sampai cowok
itu merintih kesakitan
“ Sakit
Bin.” Rintih Andre.
“ Salahmu
sendiri ngledekin aku mulu.” Sahut Bintang puas.
“ Iya
dech maaf.” Sahut Andre akhirnya.
Bintang
menatap Andre tanpa kedip, membuat cowok itu agak salah tingkah. Bintang hanya
tersenyum dan memalingkan mukanya kearah jendela melihat pemandangan di kanan
jalan yang diwarnai dengan sawah, rumah-rumah penduduk, dan pegunungan. Tanpa terasa air matanya jatuh di kedua
pipinya.
“
Bintang.” Ucap Andre khawatir saat melihat dirinya menangis.
Bintang
diam tanpa menyahuti ucapan Andre, sampai Andre menarik dagunya untuk meghadap
kearahnya. Bintang berusaha menolak namun tangan Andre terlalu kuat, karena tak
mau dilihat Andre dirinya menangis, Bintang langsung memeluk Andre. Andre yang
dipeluk hanya bisa diam dan menepuk-nepuk punggung Bintang.
“ Kenapa
Bintang? Apa yang membuat kamu menangis? Kalo boleh tolong cerita sama aku,
tapi kalo nggak mau nggak usah cerita aja.”
Bintang
semakin mempererat pelukannya, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Entahlah apa yang
tengah dirasakannya, dia hanya takut sewaktu-waktu kebersamaannya dengan Andre
harus berakhir. Dia melepaskan pelukannya.
“ Maaf
Ndre, aku hanya terbawa suasana jadi begini. Aku kangen Papa dan Mama.’ Ucapnya
berdusta.
“ Kan
kemaren baru liburan di rumah lama, lagian kamu juga bisa pulang lagi.”
“ Iya
Ndre, tapi lama dan itu yang ngebuat aku nggak betah di semarang”
“ Kenapa
dulu pengen kuliah di semarang?”
“ Karena
aku pengen mandiri Ndre, tapi tetep aja selalu ngrepotin orang lain”
“ Namanya
juga manusia, wajar aja ngerepotin orang lain.”
“ Iya sie
Ndre, tapi jadi ketergantungan.”
“ Jadi
dewasa, nanti kamu akan tahu semuanya.”
Bintang
mengangguk-angguk mengerti, Andre meraih Bintang kedalam pelukannya. Bintang
membalas pelukannya, ya Tuhan kenapa aku begitu nyaman saat berada disisinya,
belum pernah Bintang ngerasain nyaman dan merasa dilindungi saat dipeluk oleh
cowok laen.
***
Andre
tengah beristirahat di kantornya bersama rekan-rekannya. Andre asik bermaen Hp
sendiri.
“ Cieee
Andre yang sekarang udah punya pacar baru, kayaknya hepi banget sampe nggak
ikutan nimbrung kita-kita lagi” celetuk Rio temennya.
Andre
hanya tersenyum menimpali ucapan temen-temennya.
“ Ndre,
pacar kamu sekarang beda ya, nggak kayak yang dulu.”
“ Beda
apanya?” tanya Andre tak mengerti
“ Beda
banget, yang dulu kaya cewek-cewek nggak bener, tapi kalo yang ini Ndre fuih
beda banget udah anaknya sopan, baik pula trus manis lagi, lucu pula apalagi ya
yang jelas saat aku pertama kali ketemu anaknya nggemesin.” Celoteh Adi panjang
lebar.
“ Bisanya
kamu bilang kayak gitu, atas dasar apa Adi?” tanya Kevin ingin tahu.
“ Orang
aku pernah ketemu sama dia secara langsung dan dia itu lucu dan nggemesin.”
Andre
hanya tertawa mendengar celoteh temen-temennya.
“ Eh
Ndre, yang awet ya sama dia, kalo diliat-liat kayaknya kalian berdua jodoh
dech.”
“ Masak
ci, tau darimana kamu?” tanya Andre
“ feeling
aja den mas bagus.” Sahut Alvin
Bintang
menatap langit-langit kamar kosnya dengan perasaan bahagia, entah setiap habis
bertemu dengan Andre dia merasa sangat bahagia sekali, bahkan segala keruwetan
yang menghampirinya langsung hilang entah kemana. Andre bagiku kamu adalah
malaikat untukku, kamu adalah matahari untukku yang selalu menyinari hari-hariku
dengan kasihmu.
***
Kedua
orangtua Andre memang sudah setuju dengan hubungan mereka, namun untuk kedua
orangtua Bintang selalu menentang hubungan mereka. Bahkan mereka menginginkan
keduanya untuk putus.
“ Ma,
Andre itu orangnnya baik sama Bintang.”
“ Mama tahu
Bin, tapi kami menginginkan yang terbaik untuk kamu, inidemi masa depanmu Bin.
Kalo kamu menikah dengan Andre bagaimana dengan kehidupan kamu nanti,
anak-anakmu gimana? Mama nggak mau anak mama menderita cukup mama dan papa yang
menderita.” Nasihat Mama saat keduanya tengah berbincang bersama
“ Betul
apa kata mamamu Bintang.” Ujar Tante Arina
“ Tapi
tan, Andre itu....”
“ Sssst
pada mulanya dia baik sama kamu, tapi kalian menikah dan dia tidak seprti
sekarang, kamu akan menyesal dikemudian harinya nanti. Apalagi dia hanya
tamatan SMA saja. Tante nggak mau nasib kamu seperti kakak sepupumu itu si
Anin.” Ucap Tante panjang lebar.
“
Tapi...”
“ Udah
nggak usah tapi-tapian tante harap kamu mutusin dia mulai dari sekarang.”
Bintang
hanya menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku harus putus sama Andre?
Itu nggak mungkin, semakin hari rasanya aku semakin mencintainya, semakin
memikirkannya nggak ketemu dia aja udah bikin galau selangit apalagi kalo
disuruh putus lama-lama aku bisa gila.
***
Maaf
Andre, aku harus mengambil keputusan ini bahwa kita harus putus dan hubungan
kita sampai disini aja. Bukan karena kehendak aku namun karena keluargaku tak
akan pernah ada yang setuju dengan kita. Maaf Ndre.
Andre
menghela nafas dia masih shok dengan keputusan Bintang yang minta untuk
mengakhiri hubungan mereka, alasannya pun tak jelas, ada sesuatu yang Bintang
sembunyikan tapi itu entah apa.
“ Ndre.”
Tegur Alvin saat dilihatnya temannya hanya diam saja.
“ Kamu
kenapa? Nggak biasanya kamu begini? Kamu baru putus sama Bintang? Sampai kamu
jadi pendiem gini.”
“ Aku
nggak tau vin, apa maunya dia. Kenapa tiba-tiba dia mutusin aku tanpa alasan
yang jelas.”
“ Mungkin
dia punya satu alasan kenpa namun dia tak ingin kamu tau.”
“ Ya aku
tahu Vin, tapi kenapa harus disaat yang tidak tepat begini” ucap Andre lesu.
“ Sabar
Ndre.” Hibur Alvin. Menghibur sahabatnya.
Siang itu
udara di kota semarang sangat panas, Bintang yang hendak pulang ke rumah, dia
merasa kegerahan, dikipas-kipasnya badannya dengan kipas yang ia bawa sambil
menunggu kedatangan bus yang akan membawanya ke Purwokerto.
Saat bus
datang dan dia hendak masuk ke dalam bus, dia merasakan sesuatu mendadak
hatinya berdebar-debar. Aduh kenapa ya? Masak aku jantungan? Nggak mungkin dah,
dan matanya terbelalak saat ia tahu siapa yang ada sampingnya berdiri walaupun
agak jauh. Andre? Apa mungkin aku berdebar-debar saat bertemu dengannya,
nggak-nggak mungkin ini bukan karena Andre tapi hal lain, buru-buru dia masuk
kedalam bus dan duduk dikursinya. Susah payah Bintang menghilangkan debaran
dijantungnya. Ia mencoba tertidur namun matanya tak mau diajak kompromi.
” Mba,
oleh-oleh khas semarang.” Tawar penjual asongan menawarkan. Kepadanya.
“ Nggak
Pak, makasih” Sahut Bintang menolak.
Dia
menatap keluar jendela bus, menatap hilir mudik kendaraan yang lalu lalang di
jalanan, baik bus, truk, mobil, sepeda motor,dan lain-lainnya yang membuat
jalanan macet setiap hari.
” Permisi
Mba.” Ucap seseorang
“ Oh
iyah, ada apa ya?” tanyanya
“ Bener
kan ini dengan Mba Bintang?”
“ Iya
dengan saya sendiri, ada apa ya mas?”
“ Ini
mba, ada titipan dari seseorang katanya buat mba.” Sahut pemuda itu sambil
menyerahkan bingkisan ke Bintang.
“ Buat
saya, nggak salah orang mas?”
“ Nggak
mba, beneran buat mba Bintang Maulana Anugrah kan?”
“ Oh iya,
tolong sampaikan terimakasih, dan juga buat masnya terimakasih ya mas”
“ Iya
sama-sama mba, permisi dulu.”
Pemuda
itu pergi, meninggalkan Bintang dengan sejuta pertanyaan yang ada dimemori
otaknya. Karena penasaran dia membuka bingkisan dari kertas kado berwarna pink
itu.
Untuk Pelukis Pelangi
I LOVE YOU
Dari _A_
Inisial A
siapa ya? Dibuka nya kotak berwarna pink dan ia hanya bisa diam saat tahu apa
isinya, sebatang coklat berbentuk hati dihiasi dengan setangkai mawar yang
jugaa berwarna pink, warna kesukaannya. Ini kerjaan Andre pasti. Ucapnya dalam
hati. Kenapa sich Ndre, kamu selalu begini. Ngasih kejutan yang bikin aku
semakin ingin selalu bersamamu. Jangan bikin aku begini Ndre? Tolong, setetes
air mata jatuh dikedua pipinya.
“ Ini
tisunya.” Ucap seseorang sambil mengulurkan tisu kearah nya.
Sontak
Bintang menoleh, dan ia terkejut saat tahu siapa yang ada disamping tempat
duduknya.
“ Kenapa
menangis Bin?”
Bintang
hanya menggelengkan kepalanya,
“ Kenapa
kamu nggak mau njawab, aku ini kamu anggap apa bin?”
“ Bukan
seperti yang kamu kira Ndre.”
“ Lalu
apa?”
“ Aku
bingung Ndre, gimana caranya aku bilang sama kamu.”
“ Tentang
apa?”
“
Hubungan kita Ndre, kedua orang tuaku nggak setuju dengan hubungan kita.”
“ Karena
itu kamu mutusin aku.”
“ Iya
ndre, mereka menyuruhku untuk memutuskanmu, kalo nggak aku putusin aku harus
berhenti kuliah. Maafkan aku Ndre, karena aku nggak jujur sama kamu.”
Andre
terdiam untuk sesaat, inikah kisah cintanya. Haruskah berakhir sampai disini,
nggak itu nggak bisa. Aku terlanjur menyayangi Bintang. Sejak pertama kali
melihat gadis cilik berseragam abu-abu yang tengah bercanda ria dengan temannya
membuatnya tertarik. Entahlah dia bener-bener sudah jatuh cinta dengan gadis di
sampingnya.
“ Sekali
lagi maaf Ndre.”
“ Kamu
nggak usah minta maaf Bintang, ini semua sudah takdir, kita memang berbeda.
Tapi aku nggak akan menyerah begitu saja aku akan meyakinkan orangtuamu”
“ Andre”
“ Iya aku
akan berusaha Bin, karena aku sudah jatuh cinta sama kamu. Dan aku nggak peduli
apapun resiko dan halangannya, yang penting bisa bersamamu untuk saat ini aku
udah bahagia.”
Bintang
hanya terdiam, tanpa mampu berucap sepatah katapun.
“
Bintang, mau nggak kamu balikan sama aku lagi.” Pinta Andre
Bintang
memejamkan matanya untuk sekejap, ditatapnya Andre untuk meyakinkan apakah
pemuda didepannya tak bohong.
“ Iya ,
Ndre” jawabnya.
Membuat
Andre tersenyum lega.
“ Makasih
Bin.”
Bintang
hanya tersenyum menyahuti ucapan Andre.
Andre
memeluk gadis disampingnya dengan penuh kasih, terimakasih Tuhan.
“ Lepasin
Ndre.” Ucap Bintang sambil melepaskan pelukan Andre.
“
Kenapa?”
“ Malu,
udah mulai banyak orang Ndre, ini tempat umum.”
Andre
tersenyum diacak-acaknya rambut Bintang.
“ Andre,
berantakan rambutku kan jadinya.” Gerutu Bintang kesal.
“ Hahaha,
aku kerja dulu sayang.”
“ Ih
lebay banget, ya udah sana pergi.”
“
ceritanya ngusir nech” goda Andre.
Bintang
hanya tersenyum tanpa mengucap sepatah kata pun
Sudah
berapa jam Bintang tak menyadari kalo dirinya telah tertidur, saat bangun
dilihatnya seseorang dengan seragam Nusantara tengah tertidur disampingnya.
Andre. Sejak kapan dia disini, diperhatikannya wajah Andre, dia manis juga,
bulu matanya lentik, dan kenapa aku inget seseorang, dia agak mirip dengan
Donny Sandjaya reporter Trans 7. Saat tengah asik memandangi wajah Andre,
tiba-tiba mata yang tajam itu membuka, membuat Bintang gelagepan dan langsung
memalingkan wajahnya ke luar jendela bus.
“
Ketahuan dech lagi ngliatin aku.”
“ Ih GR
banget Ndre, nggak ya”
“ Ngaku
aja Bin, kalo aku cakep”
“ apaan
cie, nyebelin banget”
Andre
tertawa melihat Bintang yang mayun
“ Kenapa
sie kamu selalu bikin aku kangen terus”
“ Kangen
pengen ngledekin aku”
“ Nggak
Bin, aku beneran kangen sama kamu, bukan
karena pengen ngledekin kamu terus tapi kamu emang ngangenin kangen cerita,
berantem, dan bercanda sama kamu.”
“ Fuih
rayuanmu hebat juga ya Ndre.”
“ Ni anak
dibilangin malah dikiranya aku nggombal” ucap Andre senewen.
Bintang
hanya tertawa melihat Andre yang tengah senewen.
“ Becanda
kali Ndre, gitu aja ngambek” sahut Bintang, ditatapnya wajah Andre sampai
pemuda itu tersenyum akhirnya. Andre balik menatap Bintang, yang ditatap
langsung memalingkan wajahnya dari Andre, sampai Andre menarik dagu Bintang
agar keduanya saling memandang.
***
Bintang
tak sengaja terpeleset, sampai dirinya menubruk Andre, sampai keduanya saling
berpelukan dan mata mereka saling bertemu untuk sesaat.
“
Aduh...” rintih Bintang.
“ Sakit
Bin? Mana yang sakit?”
“ Kakiku
Ndre...”
Bintang
duduk di tangga, dan Andre membantu nya melihat kakinya yang terkilir.
_bersambung_
ini hanya sebagian project cerita buat bulan mei, sayang idenya macet tengaah jalan