Minggu, 12 Mei 2013

Cinta tak Bersyarat


“ Andre, katanya kamu suka sama aku tapi kok nggak nembak-nembak.” Ujar Bintang pede.
“ Siapa juga yang suka sama kamu, weeek.” Sahut Andre.
“ Kalo kamu nggak suka aku kenapa kamu harus capek-capek khawatir, jemput aku, sms terus sama aku bahkan kamu selalu takut kalo aku kenapa-kenapa.”
“ Itu cuman bentuk perhatian seorang sahabat aja Bin.”
“ Masa ci, kata temen kamu, kamu itu suka sama aku, Ndre, kamu nggak usah bohong dech.”
“ Kamu kenapa ci kok meksa banget Bin?.”
“ Kalo aku suka kamu, kamu mau ngapaen? Kamu mau mentertawain aku gitu, aku emang orang biasa Bin, nggak kayak kamu anak orang kaya apapun yang kamu mau pasti dituruti, sedangkan aku bukan siapa-siapa.”
Bintang menatap Andre nanar
“ Kamu bilang aku anak orang kaya, nggak Ndre. Papaku seorang petani biasa yang sakit-sakitan sampai pendengarannya terganggu, ibuku hanya ibu rumah tangga yang selalu membantu Papaku. Hanya saja Papaku terlalu angkuh dan sombong jadinya semua mengira kami keluarga kaya. Bukan Ndre, kamu salah.” Ucap Bintang menahan tangis.
“ Kamu nggak pernah tau Ndre, seberapa kerasnya mereka membiayai aku kuliah berharap anaknya sukses kemudian hari, mereka menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mereka keras dengan anak-anaknya walopun anak terakhirnya begitu manja dan seperti anak kecil. Mereka tak pernah mau anaknya menikah dengan lulusan SD, SMP dan SMA mereka menginginkan lebih demi kebahagian anaknya.”
“ Tapi itu sama saja Bintang.”
“ Tapi itu beda dengan perasaan aku Ndre, aku nggak peduli siapapun itu kamu, walopun aslinya aku begitu matre, tapi saat aku bertemu dengan kamu untuk pertama kalinya, aku begitu merasa nyaman saat bersamamu.”
“ Lalu kenapa denganku kamu berbeda?.”
“ Aku tak tahu Ndre. Mungkin saja aku menyukaimu.” Sahut Bintang
Andre hanya terdiam menatap Bintang.
“ Bin, ada sesuatu yang ingin aku katakan untukmu, makanya aku ngajak kamu kesini bukan untuk berantem, tapi aku pengen minta sesuatu sama kamu maukah kamu jadi pacar aku?.”
Bintang terdiam untuk beberapa saat,
“ Kamu mau nggak Bin?.”
“ Terserah kamu aja Ndre.” Sahut Bintang akhirnya.
“ Maksud kamu apa?.”
“ Aku mau jadi pacar kamu, Andre.” Jawab Bintang dengan senyum manis menghias wajahnya.
“ Makasih Bintang.” Sahut Andre, dipeluknya Bintang dengan penuh perasaan bahagia.
“ Lepasin Ndre.” Ucap Bintang risih.
“ Oh ya, aku terlalu bahagia, maaf Bin.” Sahut Andre seraya melepaskan pelukannya.
Bintang hanya tersenyum, melihat tingkah Andre.
“ Ayo kita pulang Ndre.” Ajak Bintang.
“ Ayo, udah malam, nanti Papa kamu marah lagi.”
Andre menggandeng tangan Bintang dan dibawanya pergi dari taman tempat mereka jadian.
***
Bintang tengah senyum-senyum sendiri didepan laptopnya, sampai kakaknya heran melihat tingkah adiknya yang nggak kayak biasanya.
“ Kamu lagi kenapa Bin?.” Tanya Fania kakaknya.
“ Nggak papa kok kak.” Sahut Bintang
“ Lagi liatin apa ci, sampe kamu senyum-senyum kayak orang aneh.” Karena penasaran Fania mengintip ke layar laptop.
“ Yah ternyata lagi liatin foto cowok, kirain siapa? Eh bukane itu tetangga kita ya si Andre, kamu naksir sama dia Bin.” Tanya Fania ingin tahu.
“ Menurut kakak gimana?”
“ Ya nggak tahu orang kamu nggak cerita sama kakak.”
“ Aku jadian sama dia kak.” Ujar Bintang kemudian.
“ Apaaa jadian.” Seru Fania
“ Sssst Kak, jangan keras-keras ntar Papa tahu.” Ucap Bintang.
“ Iya, tapi kenapa kamu bisa pacaran sama dia, diakan cuman crew nusantara.”
“ Ya bisa aja kak, cinta itu nggak memandang perbedaan kak, saat kita mencintai seseorang hati kita yang bicara. Emang kakak enggak ma pacar kakak si Adit.”
“ Iya Bin, bener kata kamu, cinta nggak memandang apapun, sekuat kita berusaha untuk melepasnya malah semakin kuat ikatannya. Nasib kita sama.” Celoteh Fania lesu.
“ Ya udah kak, kita jalanin aja dulu siapa tahu suatu hari nanti Papa, Mama dan Tante akan luluh hatinya.”
“ Amin, tapi rasanya mustahil.”
“ Semangat dong kak.”
Fania menatap Bintang, dan mengangguk-angguk.
Pagi itu Bintang hendak ke semarang, diantar sama Kak Aldi kakak sepupunya.
“ Hati-hati ya Bin.” Ucap Aldi sesampainya mereka di terminal.
“ Iya kak. Makasih ya.” Sahut Bintang
“ Sama-sama manis, kakak pulang dulu, disini sendirian nggak papa kan? Soalnya istri kakak udah ngamuk-ngamuk tuch.” Pamit Aldi
“ Iya dech kak, ati-ati di jalan. Salam buat kak Feny.”
“ Siip Bintang.”
Bintang tersenyum mengiringi kepergian Aldi, saat ia masih berdiri hatinya tiba-tiba bergetar, ada sedikit perasaan hangat mengalir lembut di tubuhnya. Saat ia menoleh seseorang sudah berdiri dibelakangnya.
“ Andre.” Ucapnya saat ia tahu kalo itu Andre.
Andre tersenyum menyahuti sapaan Bintang, keduanya terdiam untuk sesaat, hanya hati mereka yang bicara.
“ Ayo.” Ajak Andre kemudian memecah keheningan diantara mereka.
“ Oh iya.” Sahut Bintang, mereka berdua berjalan menuju kearah bus nusantara.
Sesampainya di parkiran bus, mereka berhenti.
“ udah kamu naik duluan, barangmu mana ditaruh dibagasi aja ya.” Ucap Andre.
“ Hem boleh Ndre. Makasih ya.” Ujar Bintang seraya naik kedalam bus.
“ Oke sama-sama.” Sahut Andre dari bawah.
Bintang duduk dikursinya sambil mendengarkan alunan musik earphone Hpnya. Sedang asiknya dia mendengarkan sampai ia tak menyadari kalo seseorang sudah berada disampingnya, saat ia menoleh ia agak terkejut dengan kehadiran sosok disampingnya yang tak lain adalah Andre.
“ Andre. Sejak kapan kamu disini?.” Tanyanya kaget.
“ Sejak kamu asik dengerin lagu.” Jawab Andre.
“ Ih kamu nyebelin banget ci, jadi orang.” Gerutu Bintang kesal.
“ Yah ru begitu udah ngambek, gimana kalo udah jadi bini gue.”
“ Apa kamu bilang?”
“ Nggak papa, lagi ngomong sendiri aja”
“ Dari tadi kenapa ci kamu itu nyebelin banget, pake banget bikin orang pengen marah aja.”
“ Makanya dari tadi aku jangan dicuekin dong, pacar dicuekin saking asiknya dengerin musik.”
“ Ngeles mulu.”
Andre hanya tersenyum, Bintang yang gemes langsung mencubit lengan Andre sampai cowok itu merintih kesakitan
“ Sakit Bin.” Rintih Andre.
“ Salahmu sendiri ngledekin aku mulu.” Sahut Bintang puas.
“ Iya dech maaf.” Sahut Andre akhirnya.
Bintang menatap Andre tanpa kedip, membuat cowok itu agak salah tingkah. Bintang hanya tersenyum dan memalingkan mukanya kearah jendela melihat pemandangan di kanan jalan yang diwarnai dengan sawah, rumah-rumah penduduk, dan pegunungan.  Tanpa terasa air matanya jatuh di kedua pipinya.
“ Bintang.” Ucap Andre khawatir saat melihat dirinya menangis.
Bintang diam tanpa menyahuti ucapan Andre, sampai Andre menarik dagunya untuk meghadap kearahnya. Bintang berusaha menolak namun tangan Andre terlalu kuat, karena tak mau dilihat Andre dirinya menangis, Bintang langsung memeluk Andre. Andre yang dipeluk hanya bisa diam dan menepuk-nepuk punggung Bintang.
“ Kenapa Bintang? Apa yang membuat kamu menangis? Kalo boleh tolong cerita sama aku, tapi kalo nggak mau nggak usah cerita aja.”
Bintang semakin mempererat pelukannya, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Entahlah apa yang tengah dirasakannya, dia hanya takut sewaktu-waktu kebersamaannya dengan Andre harus berakhir. Dia melepaskan pelukannya.
“ Maaf Ndre, aku hanya terbawa suasana jadi begini. Aku kangen Papa dan Mama.’ Ucapnya berdusta.
“ Kan kemaren baru liburan di rumah lama, lagian kamu juga bisa pulang lagi.”
“ Iya Ndre, tapi lama dan itu yang ngebuat aku nggak betah di semarang”
“ Kenapa dulu pengen kuliah di semarang?”
“ Karena aku pengen mandiri Ndre, tapi tetep aja selalu ngrepotin orang lain”
“ Namanya juga manusia, wajar aja ngerepotin orang lain.”
“ Iya sie Ndre, tapi jadi ketergantungan.”
“ Jadi dewasa, nanti kamu akan tahu semuanya.”
Bintang mengangguk-angguk mengerti, Andre meraih Bintang kedalam pelukannya. Bintang membalas pelukannya, ya Tuhan kenapa aku begitu nyaman saat berada disisinya, belum pernah Bintang ngerasain nyaman dan merasa dilindungi saat dipeluk oleh cowok laen.
            ***
            Andre tengah beristirahat di kantornya bersama rekan-rekannya. Andre asik bermaen Hp sendiri.
“ Cieee Andre yang sekarang udah punya pacar baru, kayaknya hepi banget sampe nggak ikutan nimbrung kita-kita lagi” celetuk Rio temennya.
Andre hanya tersenyum menimpali ucapan temen-temennya.
“ Ndre, pacar kamu sekarang beda ya, nggak kayak yang dulu.”
“ Beda apanya?” tanya Andre tak mengerti
“ Beda banget, yang dulu kaya cewek-cewek nggak bener, tapi kalo yang ini Ndre fuih beda banget udah anaknya sopan, baik pula trus manis lagi, lucu pula apalagi ya yang jelas saat aku pertama kali ketemu anaknya nggemesin.” Celoteh Adi panjang lebar.
“ Bisanya kamu bilang kayak gitu, atas dasar apa Adi?” tanya Kevin ingin tahu.
“ Orang aku pernah ketemu sama dia secara langsung dan dia itu lucu dan nggemesin.”
Andre hanya tertawa mendengar celoteh temen-temennya.
“ Eh Ndre, yang awet ya sama dia, kalo diliat-liat kayaknya kalian berdua jodoh dech.”
“ Masak ci, tau darimana kamu?” tanya Andre
“ feeling aja den mas bagus.” Sahut Alvin
Bintang menatap langit-langit kamar kosnya dengan perasaan bahagia, entah setiap habis bertemu dengan Andre dia merasa sangat bahagia sekali, bahkan segala keruwetan yang menghampirinya langsung hilang entah kemana. Andre bagiku kamu adalah malaikat untukku, kamu adalah matahari untukku yang selalu menyinari hari-hariku dengan kasihmu.
***
Kedua orangtua Andre memang sudah setuju dengan hubungan mereka, namun untuk kedua orangtua Bintang selalu menentang hubungan mereka. Bahkan mereka menginginkan keduanya untuk putus.
“ Ma, Andre itu orangnnya baik sama Bintang.”
“ Mama tahu Bin, tapi kami menginginkan yang terbaik untuk kamu, inidemi masa depanmu Bin. Kalo kamu menikah dengan Andre bagaimana dengan kehidupan kamu nanti, anak-anakmu gimana? Mama nggak mau anak mama menderita cukup mama dan papa yang menderita.” Nasihat Mama saat keduanya tengah berbincang bersama
“ Betul apa kata mamamu Bintang.” Ujar Tante Arina
“ Tapi tan, Andre itu....”
“ Sssst pada mulanya dia baik sama kamu, tapi kalian menikah dan dia tidak seprti sekarang, kamu akan menyesal dikemudian harinya nanti. Apalagi dia hanya tamatan SMA saja. Tante nggak mau nasib kamu seperti kakak sepupumu itu si Anin.” Ucap Tante panjang lebar.
“ Tapi...”
“ Udah nggak usah tapi-tapian tante harap kamu mutusin dia mulai dari sekarang.”
Bintang hanya menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku harus putus sama Andre? Itu nggak mungkin, semakin hari rasanya aku semakin mencintainya, semakin memikirkannya nggak ketemu dia aja udah bikin galau selangit apalagi kalo disuruh putus lama-lama aku bisa gila.
***
Maaf Andre, aku harus mengambil keputusan ini bahwa kita harus putus dan hubungan kita sampai disini aja. Bukan karena kehendak aku namun karena keluargaku tak akan pernah ada yang setuju dengan kita. Maaf Ndre.
Andre menghela nafas dia masih shok dengan keputusan Bintang yang minta untuk mengakhiri hubungan mereka, alasannya pun tak jelas, ada sesuatu yang Bintang sembunyikan tapi itu entah apa.
“ Ndre.” Tegur Alvin saat dilihatnya temannya hanya diam saja.
“ Kamu kenapa? Nggak biasanya kamu begini? Kamu baru putus sama Bintang? Sampai kamu jadi pendiem gini.”
“ Aku nggak tau vin, apa maunya dia. Kenapa tiba-tiba dia mutusin aku tanpa alasan yang jelas.”
“ Mungkin dia punya satu alasan kenpa namun dia tak ingin kamu tau.”
“ Ya aku tahu Vin, tapi kenapa harus disaat yang tidak tepat begini” ucap Andre lesu.
“ Sabar Ndre.” Hibur Alvin. Menghibur sahabatnya.
Siang itu udara di kota semarang sangat panas, Bintang yang hendak pulang ke rumah, dia merasa kegerahan, dikipas-kipasnya badannya dengan kipas yang ia bawa sambil menunggu kedatangan bus yang akan membawanya ke Purwokerto.
Saat bus datang dan dia hendak masuk ke dalam bus, dia merasakan sesuatu mendadak hatinya berdebar-debar. Aduh kenapa ya? Masak aku jantungan? Nggak mungkin dah, dan matanya terbelalak saat ia tahu siapa yang ada sampingnya berdiri walaupun agak jauh. Andre? Apa mungkin aku berdebar-debar saat bertemu dengannya, nggak-nggak mungkin ini bukan karena Andre tapi hal lain, buru-buru dia masuk kedalam bus dan duduk dikursinya. Susah payah Bintang menghilangkan debaran dijantungnya. Ia mencoba tertidur namun matanya tak mau diajak kompromi.
” Mba, oleh-oleh khas semarang.” Tawar penjual asongan menawarkan. Kepadanya.
“ Nggak Pak, makasih” Sahut Bintang menolak.
Dia menatap keluar jendela bus, menatap hilir mudik kendaraan yang lalu lalang di jalanan, baik bus, truk, mobil, sepeda motor,dan lain-lainnya yang membuat jalanan macet setiap hari.
” Permisi Mba.” Ucap seseorang
“ Oh iyah, ada apa ya?” tanyanya
“ Bener kan ini dengan Mba Bintang?”
“ Iya dengan saya sendiri, ada apa ya mas?”
“ Ini mba, ada titipan dari seseorang katanya buat mba.” Sahut pemuda itu sambil menyerahkan bingkisan ke Bintang.
“ Buat saya, nggak salah orang mas?”
“ Nggak mba, beneran buat mba Bintang Maulana Anugrah kan?”
“ Oh iya, tolong sampaikan terimakasih, dan juga buat masnya terimakasih ya mas”
“ Iya sama-sama mba, permisi dulu.”
Pemuda itu pergi, meninggalkan Bintang dengan sejuta pertanyaan yang ada dimemori otaknya. Karena penasaran dia membuka bingkisan dari kertas kado berwarna pink itu.
Untuk Pelukis Pelangi
I LOVE YOU
Dari _A_
Inisial A siapa ya? Dibuka nya kotak berwarna pink dan ia hanya bisa diam saat tahu apa isinya, sebatang coklat berbentuk hati dihiasi dengan setangkai mawar yang jugaa berwarna pink, warna kesukaannya. Ini kerjaan Andre pasti. Ucapnya dalam hati. Kenapa sich Ndre, kamu selalu begini. Ngasih kejutan yang bikin aku semakin ingin selalu bersamamu. Jangan bikin aku begini Ndre? Tolong, setetes air mata jatuh dikedua pipinya.
“ Ini tisunya.” Ucap seseorang sambil mengulurkan tisu kearah nya.
Sontak Bintang menoleh, dan ia terkejut saat tahu siapa yang ada disamping tempat duduknya.
“ Kenapa menangis Bin?”
Bintang hanya menggelengkan kepalanya,
“ Kenapa kamu nggak mau njawab, aku ini kamu anggap apa bin?”
“ Bukan seperti yang kamu kira Ndre.”
“ Lalu apa?”
“ Aku bingung Ndre, gimana caranya aku bilang sama kamu.”
“ Tentang apa?”
“ Hubungan kita Ndre, kedua orang tuaku nggak setuju dengan hubungan kita.”
“ Karena itu kamu mutusin aku.”
“ Iya ndre, mereka menyuruhku untuk memutuskanmu, kalo nggak aku putusin aku harus berhenti kuliah. Maafkan aku Ndre, karena aku nggak jujur sama kamu.”
Andre terdiam untuk sesaat, inikah kisah cintanya. Haruskah berakhir sampai disini, nggak itu nggak bisa. Aku terlanjur menyayangi Bintang. Sejak pertama kali melihat gadis cilik berseragam abu-abu yang tengah bercanda ria dengan temannya membuatnya tertarik. Entahlah dia bener-bener sudah jatuh cinta dengan gadis di sampingnya.
“ Sekali lagi maaf Ndre.”
“ Kamu nggak usah minta maaf Bintang, ini semua sudah takdir, kita memang berbeda. Tapi aku nggak akan menyerah begitu saja aku akan meyakinkan orangtuamu”
“ Andre”
“ Iya aku akan berusaha Bin, karena aku sudah jatuh cinta sama kamu. Dan aku nggak peduli apapun resiko dan halangannya, yang penting bisa bersamamu untuk saat ini aku udah bahagia.”
Bintang hanya terdiam, tanpa mampu berucap sepatah katapun.
“ Bintang, mau nggak kamu balikan sama aku lagi.” Pinta Andre
Bintang memejamkan matanya untuk sekejap, ditatapnya Andre untuk meyakinkan apakah pemuda didepannya tak bohong.
“ Iya , Ndre” jawabnya.
Membuat Andre tersenyum lega.
“ Makasih Bin.”
Bintang hanya tersenyum menyahuti ucapan Andre.
Andre memeluk gadis disampingnya dengan penuh kasih, terimakasih Tuhan.
“ Lepasin Ndre.” Ucap Bintang sambil melepaskan pelukan Andre.
“ Kenapa?”
“ Malu, udah mulai banyak orang Ndre, ini tempat umum.”
Andre tersenyum diacak-acaknya rambut Bintang.
“ Andre, berantakan rambutku kan jadinya.” Gerutu Bintang kesal.
“ Hahaha, aku kerja dulu sayang.”
“ Ih lebay banget, ya udah sana pergi.”
“ ceritanya ngusir nech” goda Andre.
Bintang hanya tersenyum tanpa mengucap sepatah kata pun
Sudah berapa jam Bintang tak menyadari kalo dirinya telah tertidur, saat bangun dilihatnya seseorang dengan seragam Nusantara tengah tertidur disampingnya. Andre. Sejak kapan dia disini, diperhatikannya wajah Andre, dia manis juga, bulu matanya lentik, dan kenapa aku inget seseorang, dia agak mirip dengan Donny Sandjaya reporter Trans 7. Saat tengah asik memandangi wajah Andre, tiba-tiba mata yang tajam itu membuka, membuat Bintang gelagepan dan langsung memalingkan wajahnya ke luar jendela bus.
“ Ketahuan dech lagi ngliatin aku.”
“ Ih GR banget Ndre, nggak ya”
“ Ngaku aja Bin, kalo aku cakep”
“ apaan cie, nyebelin banget”
Andre tertawa melihat Bintang yang mayun
“ Kenapa sie kamu selalu bikin aku kangen terus”
“ Kangen pengen ngledekin aku”
“ Nggak Bin, aku beneran kangen sama kamu,  bukan karena pengen ngledekin kamu terus tapi kamu emang ngangenin kangen cerita, berantem, dan bercanda sama kamu.”
“ Fuih rayuanmu hebat juga ya Ndre.”
“ Ni anak dibilangin malah dikiranya aku nggombal” ucap Andre senewen.
Bintang hanya tertawa melihat Andre yang tengah senewen.
“ Becanda kali Ndre, gitu aja ngambek” sahut Bintang, ditatapnya wajah Andre sampai pemuda itu tersenyum akhirnya. Andre balik menatap Bintang, yang ditatap langsung memalingkan wajahnya dari Andre, sampai Andre menarik dagu Bintang agar keduanya saling memandang.
***
Bintang tak sengaja terpeleset, sampai dirinya menubruk Andre, sampai keduanya saling berpelukan dan mata mereka saling bertemu untuk sesaat.
“ Aduh...” rintih Bintang.
“ Sakit Bin? Mana yang sakit?”
“ Kakiku Ndre...”
Bintang duduk di tangga, dan Andre membantu nya melihat kakinya yang terkilir.

_bersambung_

ini hanya sebagian project cerita buat bulan mei, sayang idenya macet tengaah jalan