Arus listrik adalah
banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam
satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat
1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit
arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan
sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan
satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan internasional
untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2
x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang
hampa udara.
Macam-macam Gelombang Arus Listrik
Pengetahuan tentang
gelombang arus listrik ini penting artinya oleh karena dalam banyak
hal berkaitan erat dengan penggnaan arus listrik untuk merangsang syaraf
motoris atau saraf sensoris.
Macam-macam gelombang
gelombang arus listrik :
1. Arus bolak balik/sinusoidal
2. Arus setengah gelombang {telah di arahkan}
3. Arus searah penuh tapi masi mengandung riple/desir
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Surged faradik/sentakan faradik
7. Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8. Gulvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
Gelombang Potensial Aksi
Potensial aksi
merupakan fenomena keseluruhan atau tidak sama sekali (all or none) yang
berarti bahwa begitu nilai ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo
dari potensial aksi akan selalu sama, dengan segala macam intensitas dari
rangsangan. Potensial aksi terjadi bila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi memiliki kemampuan
untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang.
Perambatan potensial
aksi (gelombang depolarisasi) terjadi apabila terdapat perambatan potensial
aksi ke segala jurusan sel membran. Baik sinapsis (hubungan antara dua buah
saraf) maupun neuromyal junction (hubungan saraf dengan otot) memiliki
kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel berikutnya.
Macam-macam
gelombang potensial aksi:
1) Gelombang potensial aksi dari akson
2) Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris
3) Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung
Isyarat listrik tubuh
Isyarat listrik (
elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel
tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna
untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik
tubuh :
a) EMG (Elektromiogram),
Yaitu pencatatan potensial otot
biolistrik selama pergerakan otot. Ada 25-2.000 serat otot(sel), dihubungkan
dengan syaraf via motor end plate. EMG bisa digunakan untuk mengukur sel
otot tunggal maupun pada beberapa serat otot. Elektrode permukaan
diletakkan pada permukaan kulit untuk mengukur isyarat listrik dari sejumlah
unit motoris. Electrode jarum konsentris dimasukkan ke dalam kulit untuk
mengukur aktivitas unit motoris tunggal.
b) ENG (elektroneurogram)
Tujuannya untuk mengetahui keadaan
lingkungan, untuk mengetahui kecepatan konduksi syaraf motoris dan sensosris,
untuk menentukan penderita miastenia gravis. Kecepatan normal
konduksi saraf motoris berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10
m/detik merupakan pertanda kelainan saraf.
c) ERG (Elektroretionogram)
Suatu pencatatan bentuk kompleks
potensial biolistrik yang ada pada retina mata yang di kerjakan melalui
rangsangan cahaya pada retina. Isyarat ERG sangat kompleks, karena
merupakan sumasi efek yang terjadi di dalam mata. Bila gelombang B tidak tampak
pada ERG, berarti retina penderita mengalami retinitis pigmentosa.
d) EOG (Elektrookulogram)
Suatu pengukuran/pencatatan berbagai
potensial pada kornea-retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
e) EGG (Elektrogastrogram)
Merupakan EMG yang berkaitan gerakan
peristaltic traktus gastrointestinalis.
f) EEG (Elektroensefalogram)
Yaitu pencatatan isyarat listrik otot. Pencatatan
potensial aksi listrik otak merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf di
dalam otak. Amplitudo dari isyarat EEG merupakan gelombang denyut demi denyut
(peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100mV pada frekuensi di bawah 1 Hz
sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG bertujuan untuk menggantikan fungsi EKG
sebagai alat monitor saat operasi, mendiagnosis epilepsy dan klasifikasi
epilepsy, menunjukkan tumor otak (aktivitas listrik pada daerah tumor otak akan
menurun). Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz, pada penderita berjaga memiliki
frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4 grup frekuensi normal isyarat listrik EEG, Delta
(lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7 Hz), Alfa ( normal ; 8-13 Hz), Beta
(cepat ; > 13 Hz).
g) EKG (Elektrokardiogram)
Merupakan pencatatan isyarat biolistrik jantung, di lakukan pada permukaan
kulit. Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh
rangsangan spontan pada SA Node.
Jenis-jenis Alat Kedokteran
a.
EEG (Elektroensefalograf)
Bila ditempatkan
electrode pada kulit kepala dan mengukur kegiatan elektris , akan ditemukan
sinyal elektris kompleks yang lemah. Potensial listrik dihasilkan melalui
proses sinkronisasi berselang-seling yang melibatkan syaraf pada permukaan otak
(cortex), dengan kelompok-kelompok berbeda menjadi sinkron pada waktu singkat
yang berbeda. Rekaman sinyal inilah yang disebut elektroensefalogram.
Alat yang digunakan
untuk merekam sinyal ini disebut Elektroensefalograf. Elektrode yang digunakan
berupa disket kecil perak berklorida, terdiri dari dua macam ; electrode jarum
(permukaan kulit) dan electrode reference yang dipasang pada kedua daun
telinga. Elektrode dipasang di 10-20 saluran (standard internasional), secara
rutin hanya 8-16 saluran electrode yang dipakai & dicatat serentak, jarak
tiap-tiap electrode dengan interval 10% dan 20%. Frekuensi sinyal EEG tampak
terikat pada aktivitas mental seseorang. Amplitudo EEG meningkat
dan frekuensi menurun seiring seseorang tertidur lebih lelap. EEG yang diambil selama tidur
menunjukkan pola frekuensi tinggi = paradoxical sleep atau Rapid Eye Movement (REM) karena mata bergerak selama periode ini. Hal ini timbul
berkaitan dengan mimpi .
b. EKG (Elektrokardiograf)
Depolarisasi dan repolarisasi otot-otot
jantung menyebabkan arus mengalir ke dalam torso, menyebabkan potensial listrik
pada kulit. Rekaman potensi jantung pada permukaan kulit disebut
elektrokardiogram (ECG). Alat yang digunakan untuk merekam potensial listrik
jantung disebut Elektrokrdiograf.
Permukaan electrode untuk mendapatkan gambaran EKG (terdiri dari 12 lead),
diletakkan di :
a. lengan kiri (LA)
b. lengan kanan (RA)
c. kaki kiri (LL)
d. V1 (Ruang iga IV pada garis sternal kanan)
e. V2 (Ruang iga IV pada garis sternal kiri)
f. V3 (Terletak di tengah antara V2 dan V4)
g. V4 ( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)
h. V5 ( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)
i. V6 (Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)
a. lengan kiri (LA)
b. lengan kanan (RA)
c. kaki kiri (LL)
d. V1 (Ruang iga IV pada garis sternal kanan)
e. V2 (Ruang iga IV pada garis sternal kiri)
f. V3 (Terletak di tengah antara V2 dan V4)
g. V4 ( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)
h. V5 ( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)
i. V6 (Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)
Masing- masing
pencatatan EKG, memetakan proyeksi vector kutub elektris atau aktifitas
elektris jantung, melalui setiap bagian lingkarnya.
Kegiatan elektris
utama untuk siklus jantung yang normal antara lain :
a. Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P
b. Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak berlabel
c. Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d. Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
a. Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P
b. Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak berlabel
c. Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d. Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
PR
segment menunjukkan berhentinya impuls pada AV Node (Tidak ada transmisi impuls
di AV Node) ST Segment menunjukkan tidak adanya transmisi impuls disebabkan
adanya periode refrakter di sel miokardium Bentuk gelombang EKG ada yang
positif dan negative tergantung pada arah kutub vector elektris dan polaritas
serta posisi elektroda dari alat pengukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar