Pendahuluan
Bisakah kita hidup tanpa magnet, jawabnya tidak karena
sebagian besar semua alat yang kita gunakan juga menggunakan magnet. Fenomena
kemagnetan telah dikenal sejak jaman Yunani kuno. Magnet merupakan suatu yang
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Dalam kehidupan kita dikelilingi oleh
magnet-magnet. Bumi yang kita diami adalah suatu magnet yang sangat besar.
Bintang-bintang, seperti matahari memberi kehidupan pada mahluk di bumi juga
merupakan suatu magnet yang besar. Berbagai
alat menggunakan magnet seperti alat-alat
rumah tangga, alat-alat
kedokteran dan alat-alat
komunikasi.
Bumi adalah medan magnet alam. Tubuh
manusia juga merupakan suatu medan magnet sebagai akibat dari proses
bioelektrik dalam tubuh. Dalam kondisi normal elektron dan ion bekerja
seimbang. Bila keseimbangan terganggu, arus dan distribusi dalam sel akan
terpengaruh dan hal ini biasanya menjadi akar dari banyak penyakit yang
disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh.
Magnet dapat digunakan sebagai
pengobatan.Magnet tidak hanya digunakan untuk manufacture dan kompas saja, para
ilmuwan dan fisikawan meneliti kegunaan magnet sebagai sifat penyembuhan serta
pengobatan berbagai macam penyakit.Alhasil diketahui medan magnet memang dapat
digunakan sebagai proses pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai macam
penyakit. Selama berpuluh-puluh tahun terapi magnet banyak digunakan di
beberapa kebudayaan diantaranya China,Yunani, Mesir dan Negara-Negara di Timur
tengah lainnya sebagai elemen pencegahan dan pengobatan suatu penyakit juga
sebagai penghilang rasa sakit dan gejala-gejala lainnya. Namun dikarenakan
kendala ukuran dan berat magnet yang tersedia pada waktu itu,membuat magnet sulit
didapatkan dan dimanfaatkan secara efektif dan massal. Sekarang magnet banyak
didapatkan melalui proses peleburan yang kecil dan kuat. Sumbangsih magnet saat
ini sudah banyak dipergunakan sebagai alat-alat kesehatan dalam kedokteran
sekarang ini.
Pembahasan
A.
Manfaat
Magnet Dalam Bidang Kesehatan
Dalam Kehidupan sehari-hari gaya magnet digunakan
untuk berbagai keperluan seperti mengambil benda-benda dari logam, penunjuk
arah, mengubah energi listrik menjadi energi bunyi, menghasilkan listrik,
menggantikan roda pada kereta api maglev, dan merapatkan dua benda. Selain
memiliki manfaat diatas magnet juga dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan,
yaitu: Energi magnetik mendatangkan efek
menguntungkan terhadap sirkulasi darah,sirkulasi getah bening, produksi hormon,
saraf dan otot, Penggunaan magnet dalam bidang medis Salah satunya
adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang sangat membantu dokter menegakkan
diagnosa penyakit dalam tubuh, Biomagnetik (Terapi Magnetik)
B. MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
MRI
( Magnetic Resonance Imaging )
merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio,
tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan
MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk
membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan
ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah
gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
Prinsip kerja
MRI yaitu pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet
pulsa diterapkan untuk membangkitkan “objective nuclide” di dalam tubuh.
Nuclide yang dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan
melepaskan energi yang diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang
elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan
kumparan (coil) untuk membentuk suatu gambar (image).
Yang perlu
diperhatikan dengan memakai MRI adalah nucleus (proton di dalam tubuh). Nucleus
mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya. Nucleus yang
berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar magnet).
Karena nucleus ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession).
Ketika suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi
dari putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala
resonansi). Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio
Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus kembali
ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang disebut
relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi
yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
MRI
menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak, sumsum
tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa
maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot,
ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera
lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan
MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ
organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung, . Pada umumnya
struktur tulang akan dapat lebih diteliti dengan lebih baik dengan CT scan
daripada dengan MRI.
C.
Terapi
Biomagnetik
Suatu metode pengobatan, yaitu terapi dengan menggunakan magnet untuk
penyembuhan berbagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada peredaran
darah, sistem metabolisme, sistem hormon, enzim dan gangguan sel sel pada tubuh
manusia.
Terapi biomagnetik menggunakan
magnet yang mempunyai kekuatan antara 300 sampai dengan 3000 gauss. (Gauss
adalah Satuan Internasional untuk kekuatan magnet, pengukuran kekuatan magnet
dapat dilakukan dengan alat yang disebut gauss meter). Untuk terapi yang
optimal, dianjurkan menggunakan kekuatan magnet antara 2500 sampai dengan 3000
gauss. Bahan magnet yang mempunyai kekuatan 2000-3000 gauss adalah Neodymium
Magnet. Jenis magnet ini dikenal sebagai Raja Magnet karena kekuatan magnetnya
paling besar dibandingkan dengan kekuatan jenis magnet yang lain.
Terapi biomagnet digunakan juga untuk melancarkan peredaran darah sehingga
oksigen, nutrisi dan hormon dapat didistribusikan keseluruh jaringan tubuh
dengan baik. Terapi Biomagnet dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang
disebabkan gangguan peredaran darah dan sistem metabolisme sel tubuh.
Prinsip Kerja Terapi Magnet dalam
Menyembuhkan Penyakit
Sel sel darah manusia mengandung zat besi (Fe) dan Neodymium magnet
(Nd2Fe14B) yang digunakan juga dalam terapi biomagnet. Pemberian medan magnet
dari produk magnetis (sekitar 20 menit) mempengaruhi unsure besi (Fe) pada
sel-sel darah. Ketika magnet atau sinar inframerah diletakkan dekat pembuluh
arteri utama, seperti pembuluh arteri jantung (titik nadi di pergelangan
tangan) atau arteri karotid (titik nadi dileher) akan terjadi perangsangan
(reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe pada sel-sel darah) sehingga sel-sel yang
sebelumnya saling menempel dan bersambungan akhirnya terurai. Hal ini
mengakibatkan aliran darah lebih lancar.
Saat magnet didekatkan ke kulit, magnet akan merilekskan dinding-dinding
kapiler sehingga memperlancar aliran darah ke area yang sakit. Magnet dan sinar
inframerah yang menembus permukaan kulit juga membantu mengaktifkan sel syaraf
sehingga mampu menyampaikan pesan dengan cepat. Hal ini merangsang proses
pemulihan sel dan meningkatkan kemampuan penyerapan ion negatif yang membuat
keseimbangan ion dalam tubuh kita tetap terjaga.Selain itu, magnet juga mencegah
terjadinya kejang yang merupakan penyebab berbagai rasa sakit. Magnet bekerja
dengan mengganggu kontraksi otot-otot. Selanjutnya, magnet juga mengganggu
reaksi elektrokimia yang terjadi di dalam sel-sel saraf. Dengan begitu akan
menghambat penyampaian pesan rasa sakit ke otak.
Dengan lancarnya aliran darah, maka kemampuan sel darah menyerap oksigen
dan nutrisi meningkat. Oksigen, nutrisi dan hormon tubuh, termasuk penghilang
rasa nyeri (hormon endorfin) akan disebarkan oleh sel-sel darah keseluruh
jaringan dan organ tubuh yang membutuhkan. Pengaruh polarisasi berdampak pada
sel-sel darah merah tersusun menjadi lebih teratur dan bebas, sehingga luas
permukaan sel darah merah tersebut untuk mengikat oksigen menjadi lebih luas
dan kemampuan membuang karbondioksida menjadi lebih baik. Dengan peningkatan
luas permukaan sel darah merah, maka kemampuan sel darah merah mensuplai
oksigen ke sel-sel tubuh bertambah. Apabila semua sel di seluruh tubuh
memperoleh pasokan oksigen, nutrisi dan hormon dengan lancar maka sel-sel
tersebut dapat bekerja dengan normal sehingga kondisi tubuh menjadi sehat
kembali.
Daftar Pustaka
septianwelly.blogspot.com
www.medistra.com/MRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar